Selasa, 04 Desember 2012

ARTIKEL BAB 9 Memproduksi barang dan jasa kelas dunia


ARTIKEL BAB 9 Memproduksi barang dan jasa kelas dunia
Bagi orang awam, yang dimaksud dengan kegiatan produksi adalah kegiatan untuk menghasilkan barang. Misalnya, kegiatan membuat kursi, membuat baju, atau merakit mobil. Pengertian tersebut sebenarnya tidak salah, hanya saja kurang lengkap. Selain menghasilkan barang atau jasa, kegiatan produksi juga harus menambah manfaat atau nilai guna suatu barang dan jasa. Dengan demikian, produksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang atau lembaga untuk menghasilkan atau menambah manfaat (nilai guna) suatu barang dan jasa. Orang atau lembaga yang melakukan kegiatan produksi disebut produsen. Untuk mendapatkan definisi produksi yang lebih lengkap, hal-hal berikut perlu diperhatikan.
·         Kegiatan produksi dilakukan oleh perusahaan.
·         Tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba.
·         Perusahaan mengombinasikan seluruh sumber daya ekonomi untuk menghasilkan barang atau jasa.
·         Barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa produksi adalah kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh laba dengan mengombinasi seluruh sumber daya ekonomi untuk menghasilkan barang atau jasa yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Dari definisi tersebut, kita tahu bahwa tujuan perusahaan menghasilkan barang atau jasa adalah untuk memperoleh laba. Barang atau jasa tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kalau barang atau jasa yang dihasilkan tidak bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, kegiatan tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam kegiatan produksi.
Dalam melakukan kegiatan produksi, produsen berusaha menciptakan manfaat atau nilai guna suatu barang atau jasa, atau, sekurang-kurangnya menambah manfaat atau nilai guna barang atau jasa tersebut.
Untuk lebih jelasnya, misalkan kamu menggunting kain tanpa pola dan aturan. Kemudian, kain tersebut kamu jahit. Karena guntingannya tidak berpola, maka kain yang sudah digunting dan dijahit tersebut tidak bisa digunakan. Karena tidak bisa dimanfaatkan, maka tidak ada pula orang yang mau memakai, apalagi membelinya. Dengan demikian, kegiatanmu menggunting dan menjahit kain tadi tidak dapat dikatakan sebagai kegiatan produksi. Mengapa? Sebab kegiatan tadi tidak menciptakan atau menambah nilai guna. Namun, kalau kain tadi digunting dan dijahit sesuai pola dan aturan, maka akan dihasilkan baju atau celana yang bisa dipakai. Dengan demikian, kegiatan menggunting dan menjahit pakaian tersebut bisa disebut sebagai suatu kegiatan produksi.
Perhatikanlah apa yang dilakukan oleh petani! Misalnya petani cabai. la menanam bibit cabai, kemudian memupuk dan menyiraminya. Setelah cabai berbuah barulah dipanen. Bibit cabai saja tidak ada gunanya, tetapi setelah jadi buah, cabai bisa digunakan sebagai bumbu masakan. Dengan demikian, petani cabai sudah menciptakan nilai guna dari bibit cabai itu. Bibit cabai yang pada awalnya tidak ada gunanya menjadi buah cabai yang bisa digunakan sebagai bumbu masakan.
Perhatikan pula pekerjaan yang dilakukan oleh tukang kayu! la menggunakan kayu untuk diolah menjadi kursi dan meja. Kamu tahu bahwa kayu saja tidak banyak mendukung kegiatan kita. Namun, setelah menjadi meja dan kursi, kayu tersebut bisa dipakai untuk berbagai kegiatan, misalnya untuk makan, bekerja, atau belajar. Dengan demikian, tukang perabot telah menambah nilai guna kayu yang tadinya kurang banyak manfaatnya menjadi kursi dan meja yang bisa dipakai untuk berbagai kegiatan.
Dari contoh tersebut, jelaslah bahwa tujuan akhir dari kegiatan produksi adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai konsumen. Agar bisa memenuhi kebutuhan konsumen, perusahaan sebagai produsen harus bisa menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang dan jasa.
Kegunaan, manfaat, atau nilai guna suatu barang dan jasa adalah kepuasan yang diperoleh dari mengonsumsi suatu barang atau jasa tertentu. Nilai guna dari suatu barang atau jasa bisa diperoleh dari bentuk (form utility), tempat (place utility), dan waktu (time utility).
Nilai guna bentuk diperoleh karena mengubah bentuk suatu barang menjadi barang lain yang lebih tinggi nilai gunanya. Misalnya, kayu gelondongan yang tidak banyak manfaatnya, diubah bentuknya menjadi kursi atau meja. Kursi atau meja itu, tentu lebih banyak manfaat atau nilai gunanya.
Nilai guna tempat diperoleh karena memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lain. Misalnya, pasir atau kerikil jika masih berada di sungai tidak banyak manfaatnya. Jika dipindahkan ke kota dan dijual di toko bahan bangunan, pasir tersebut baru ada gunanya, yaitu sebagai bahan untuk membuat bangunan.
Nilai guna waktu diperoleh karena menggunakan suatu barang di waktu-waktu tertentu. Misalnya, ketupat lebih tinggi nilai gunanya jika disajikan pada saat Lebaran. Terompet lebih tinggi nilai gunanya jika dibunyikan pada saat menjelang tahun baru.

ARTIKEL BAB 9 Memproduksi barang dan jasa kelas dunia


ARTIKEL BAB 9 Memproduksi barang dan jasa kelas dunia
Bagi orang awam, yang dimaksud dengan kegiatan produksi adalah kegiatan untuk menghasilkan barang. Misalnya, kegiatan membuat kursi, membuat baju, atau merakit mobil. Pengertian tersebut sebenarnya tidak salah, hanya saja kurang lengkap. Selain menghasilkan barang atau jasa, kegiatan produksi juga harus menambah manfaat atau nilai guna suatu barang dan jasa. Dengan demikian, produksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang atau lembaga untuk menghasilkan atau menambah manfaat (nilai guna) suatu barang dan jasa. Orang atau lembaga yang melakukan kegiatan produksi disebut produsen. Untuk mendapatkan definisi produksi yang lebih lengkap, hal-hal berikut perlu diperhatikan.
·         Kegiatan produksi dilakukan oleh perusahaan.
·         Tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba.
·         Perusahaan mengombinasikan seluruh sumber daya ekonomi untuk menghasilkan barang atau jasa.
·         Barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa produksi adalah kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh laba dengan mengombinasi seluruh sumber daya ekonomi untuk menghasilkan barang atau jasa yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Dari definisi tersebut, kita tahu bahwa tujuan perusahaan menghasilkan barang atau jasa adalah untuk memperoleh laba. Barang atau jasa tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kalau barang atau jasa yang dihasilkan tidak bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, kegiatan tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam kegiatan produksi.
Dalam melakukan kegiatan produksi, produsen berusaha menciptakan manfaat atau nilai guna suatu barang atau jasa, atau, sekurang-kurangnya menambah manfaat atau nilai guna barang atau jasa tersebut.
Untuk lebih jelasnya, misalkan kamu menggunting kain tanpa pola dan aturan. Kemudian, kain tersebut kamu jahit. Karena guntingannya tidak berpola, maka kain yang sudah digunting dan dijahit tersebut tidak bisa digunakan. Karena tidak bisa dimanfaatkan, maka tidak ada pula orang yang mau memakai, apalagi membelinya. Dengan demikian, kegiatanmu menggunting dan menjahit kain tadi tidak dapat dikatakan sebagai kegiatan produksi. Mengapa? Sebab kegiatan tadi tidak menciptakan atau menambah nilai guna. Namun, kalau kain tadi digunting dan dijahit sesuai pola dan aturan, maka akan dihasilkan baju atau celana yang bisa dipakai. Dengan demikian, kegiatan menggunting dan menjahit pakaian tersebut bisa disebut sebagai suatu kegiatan produksi.
Perhatikanlah apa yang dilakukan oleh petani! Misalnya petani cabai. la menanam bibit cabai, kemudian memupuk dan menyiraminya. Setelah cabai berbuah barulah dipanen. Bibit cabai saja tidak ada gunanya, tetapi setelah jadi buah, cabai bisa digunakan sebagai bumbu masakan. Dengan demikian, petani cabai sudah menciptakan nilai guna dari bibit cabai itu. Bibit cabai yang pada awalnya tidak ada gunanya menjadi buah cabai yang bisa digunakan sebagai bumbu masakan.
Perhatikan pula pekerjaan yang dilakukan oleh tukang kayu! la menggunakan kayu untuk diolah menjadi kursi dan meja. Kamu tahu bahwa kayu saja tidak banyak mendukung kegiatan kita. Namun, setelah menjadi meja dan kursi, kayu tersebut bisa dipakai untuk berbagai kegiatan, misalnya untuk makan, bekerja, atau belajar. Dengan demikian, tukang perabot telah menambah nilai guna kayu yang tadinya kurang banyak manfaatnya menjadi kursi dan meja yang bisa dipakai untuk berbagai kegiatan.
Dari contoh tersebut, jelaslah bahwa tujuan akhir dari kegiatan produksi adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai konsumen. Agar bisa memenuhi kebutuhan konsumen, perusahaan sebagai produsen harus bisa menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang dan jasa.
Kegunaan, manfaat, atau nilai guna suatu barang dan jasa adalah kepuasan yang diperoleh dari mengonsumsi suatu barang atau jasa tertentu. Nilai guna dari suatu barang atau jasa bisa diperoleh dari bentuk (form utility), tempat (place utility), dan waktu (time utility).
Nilai guna bentuk diperoleh karena mengubah bentuk suatu barang menjadi barang lain yang lebih tinggi nilai gunanya. Misalnya, kayu gelondongan yang tidak banyak manfaatnya, diubah bentuknya menjadi kursi atau meja. Kursi atau meja itu, tentu lebih banyak manfaat atau nilai gunanya.
Nilai guna tempat diperoleh karena memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lain. Misalnya, pasir atau kerikil jika masih berada di sungai tidak banyak manfaatnya. Jika dipindahkan ke kota dan dijual di toko bahan bangunan, pasir tersebut baru ada gunanya, yaitu sebagai bahan untuk membuat bangunan.
Nilai guna waktu diperoleh karena menggunakan suatu barang di waktu-waktu tertentu. Misalnya, ketupat lebih tinggi nilai gunanya jika disajikan pada saat Lebaran. Terompet lebih tinggi nilai gunanya jika dibunyikan pada saat menjelang tahun baru.

ARTIKEL BAB 9 Memproduksi barang dan jasa kelas dunia


ARTIKEL BAB 9 Memproduksi barang dan jasa kelas dunia
Bagi orang awam, yang dimaksud dengan kegiatan produksi adalah kegiatan untuk menghasilkan barang. Misalnya, kegiatan membuat kursi, membuat baju, atau merakit mobil. Pengertian tersebut sebenarnya tidak salah, hanya saja kurang lengkap. Selain menghasilkan barang atau jasa, kegiatan produksi juga harus menambah manfaat atau nilai guna suatu barang dan jasa. Dengan demikian, produksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang atau lembaga untuk menghasilkan atau menambah manfaat (nilai guna) suatu barang dan jasa. Orang atau lembaga yang melakukan kegiatan produksi disebut produsen. Untuk mendapatkan definisi produksi yang lebih lengkap, hal-hal berikut perlu diperhatikan.
·         Kegiatan produksi dilakukan oleh perusahaan.
·         Tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba.
·         Perusahaan mengombinasikan seluruh sumber daya ekonomi untuk menghasilkan barang atau jasa.
·         Barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa produksi adalah kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh laba dengan mengombinasi seluruh sumber daya ekonomi untuk menghasilkan barang atau jasa yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Dari definisi tersebut, kita tahu bahwa tujuan perusahaan menghasilkan barang atau jasa adalah untuk memperoleh laba. Barang atau jasa tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kalau barang atau jasa yang dihasilkan tidak bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, kegiatan tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam kegiatan produksi.
Dalam melakukan kegiatan produksi, produsen berusaha menciptakan manfaat atau nilai guna suatu barang atau jasa, atau, sekurang-kurangnya menambah manfaat atau nilai guna barang atau jasa tersebut.
Untuk lebih jelasnya, misalkan kamu menggunting kain tanpa pola dan aturan. Kemudian, kain tersebut kamu jahit. Karena guntingannya tidak berpola, maka kain yang sudah digunting dan dijahit tersebut tidak bisa digunakan. Karena tidak bisa dimanfaatkan, maka tidak ada pula orang yang mau memakai, apalagi membelinya. Dengan demikian, kegiatanmu menggunting dan menjahit kain tadi tidak dapat dikatakan sebagai kegiatan produksi. Mengapa? Sebab kegiatan tadi tidak menciptakan atau menambah nilai guna. Namun, kalau kain tadi digunting dan dijahit sesuai pola dan aturan, maka akan dihasilkan baju atau celana yang bisa dipakai. Dengan demikian, kegiatan menggunting dan menjahit pakaian tersebut bisa disebut sebagai suatu kegiatan produksi.
Perhatikanlah apa yang dilakukan oleh petani! Misalnya petani cabai. la menanam bibit cabai, kemudian memupuk dan menyiraminya. Setelah cabai berbuah barulah dipanen. Bibit cabai saja tidak ada gunanya, tetapi setelah jadi buah, cabai bisa digunakan sebagai bumbu masakan. Dengan demikian, petani cabai sudah menciptakan nilai guna dari bibit cabai itu. Bibit cabai yang pada awalnya tidak ada gunanya menjadi buah cabai yang bisa digunakan sebagai bumbu masakan.
Perhatikan pula pekerjaan yang dilakukan oleh tukang kayu! la menggunakan kayu untuk diolah menjadi kursi dan meja. Kamu tahu bahwa kayu saja tidak banyak mendukung kegiatan kita. Namun, setelah menjadi meja dan kursi, kayu tersebut bisa dipakai untuk berbagai kegiatan, misalnya untuk makan, bekerja, atau belajar. Dengan demikian, tukang perabot telah menambah nilai guna kayu yang tadinya kurang banyak manfaatnya menjadi kursi dan meja yang bisa dipakai untuk berbagai kegiatan.
Dari contoh tersebut, jelaslah bahwa tujuan akhir dari kegiatan produksi adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai konsumen. Agar bisa memenuhi kebutuhan konsumen, perusahaan sebagai produsen harus bisa menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang dan jasa.
Kegunaan, manfaat, atau nilai guna suatu barang dan jasa adalah kepuasan yang diperoleh dari mengonsumsi suatu barang atau jasa tertentu. Nilai guna dari suatu barang atau jasa bisa diperoleh dari bentuk (form utility), tempat (place utility), dan waktu (time utility).
Nilai guna bentuk diperoleh karena mengubah bentuk suatu barang menjadi barang lain yang lebih tinggi nilai gunanya. Misalnya, kayu gelondongan yang tidak banyak manfaatnya, diubah bentuknya menjadi kursi atau meja. Kursi atau meja itu, tentu lebih banyak manfaat atau nilai gunanya.
Nilai guna tempat diperoleh karena memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lain. Misalnya, pasir atau kerikil jika masih berada di sungai tidak banyak manfaatnya. Jika dipindahkan ke kota dan dijual di toko bahan bangunan, pasir tersebut baru ada gunanya, yaitu sebagai bahan untuk membuat bangunan.
Nilai guna waktu diperoleh karena menggunakan suatu barang di waktu-waktu tertentu. Misalnya, ketupat lebih tinggi nilai gunanya jika disajikan pada saat Lebaran. Terompet lebih tinggi nilai gunanya jika dibunyikan pada saat menjelang tahun baru.

ARTIKEL BAB 9 Memproduksi barang dan jasa kelas dunia


ARTIKEL BAB 9 Memproduksi barang dan jasa kelas dunia
Bagi orang awam, yang dimaksud dengan kegiatan produksi adalah kegiatan untuk menghasilkan barang. Misalnya, kegiatan membuat kursi, membuat baju, atau merakit mobil. Pengertian tersebut sebenarnya tidak salah, hanya saja kurang lengkap. Selain menghasilkan barang atau jasa, kegiatan produksi juga harus menambah manfaat atau nilai guna suatu barang dan jasa. Dengan demikian, produksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang atau lembaga untuk menghasilkan atau menambah manfaat (nilai guna) suatu barang dan jasa. Orang atau lembaga yang melakukan kegiatan produksi disebut produsen. Untuk mendapatkan definisi produksi yang lebih lengkap, hal-hal berikut perlu diperhatikan.
·         Kegiatan produksi dilakukan oleh perusahaan.
·         Tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba.
·         Perusahaan mengombinasikan seluruh sumber daya ekonomi untuk menghasilkan barang atau jasa.
·         Barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa produksi adalah kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh laba dengan mengombinasi seluruh sumber daya ekonomi untuk menghasilkan barang atau jasa yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Dari definisi tersebut, kita tahu bahwa tujuan perusahaan menghasilkan barang atau jasa adalah untuk memperoleh laba. Barang atau jasa tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kalau barang atau jasa yang dihasilkan tidak bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, kegiatan tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam kegiatan produksi.
Dalam melakukan kegiatan produksi, produsen berusaha menciptakan manfaat atau nilai guna suatu barang atau jasa, atau, sekurang-kurangnya menambah manfaat atau nilai guna barang atau jasa tersebut.
Untuk lebih jelasnya, misalkan kamu menggunting kain tanpa pola dan aturan. Kemudian, kain tersebut kamu jahit. Karena guntingannya tidak berpola, maka kain yang sudah digunting dan dijahit tersebut tidak bisa digunakan. Karena tidak bisa dimanfaatkan, maka tidak ada pula orang yang mau memakai, apalagi membelinya. Dengan demikian, kegiatanmu menggunting dan menjahit kain tadi tidak dapat dikatakan sebagai kegiatan produksi. Mengapa? Sebab kegiatan tadi tidak menciptakan atau menambah nilai guna. Namun, kalau kain tadi digunting dan dijahit sesuai pola dan aturan, maka akan dihasilkan baju atau celana yang bisa dipakai. Dengan demikian, kegiatan menggunting dan menjahit pakaian tersebut bisa disebut sebagai suatu kegiatan produksi.
Perhatikanlah apa yang dilakukan oleh petani! Misalnya petani cabai. la menanam bibit cabai, kemudian memupuk dan menyiraminya. Setelah cabai berbuah barulah dipanen. Bibit cabai saja tidak ada gunanya, tetapi setelah jadi buah, cabai bisa digunakan sebagai bumbu masakan. Dengan demikian, petani cabai sudah menciptakan nilai guna dari bibit cabai itu. Bibit cabai yang pada awalnya tidak ada gunanya menjadi buah cabai yang bisa digunakan sebagai bumbu masakan.
Perhatikan pula pekerjaan yang dilakukan oleh tukang kayu! la menggunakan kayu untuk diolah menjadi kursi dan meja. Kamu tahu bahwa kayu saja tidak banyak mendukung kegiatan kita. Namun, setelah menjadi meja dan kursi, kayu tersebut bisa dipakai untuk berbagai kegiatan, misalnya untuk makan, bekerja, atau belajar. Dengan demikian, tukang perabot telah menambah nilai guna kayu yang tadinya kurang banyak manfaatnya menjadi kursi dan meja yang bisa dipakai untuk berbagai kegiatan.
Dari contoh tersebut, jelaslah bahwa tujuan akhir dari kegiatan produksi adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai konsumen. Agar bisa memenuhi kebutuhan konsumen, perusahaan sebagai produsen harus bisa menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang dan jasa.
Kegunaan, manfaat, atau nilai guna suatu barang dan jasa adalah kepuasan yang diperoleh dari mengonsumsi suatu barang atau jasa tertentu. Nilai guna dari suatu barang atau jasa bisa diperoleh dari bentuk (form utility), tempat (place utility), dan waktu (time utility).
Nilai guna bentuk diperoleh karena mengubah bentuk suatu barang menjadi barang lain yang lebih tinggi nilai gunanya. Misalnya, kayu gelondongan yang tidak banyak manfaatnya, diubah bentuknya menjadi kursi atau meja. Kursi atau meja itu, tentu lebih banyak manfaat atau nilai gunanya.
Nilai guna tempat diperoleh karena memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lain. Misalnya, pasir atau kerikil jika masih berada di sungai tidak banyak manfaatnya. Jika dipindahkan ke kota dan dijual di toko bahan bangunan, pasir tersebut baru ada gunanya, yaitu sebagai bahan untuk membuat bangunan.
Nilai guna waktu diperoleh karena menggunakan suatu barang di waktu-waktu tertentu. Misalnya, ketupat lebih tinggi nilai gunanya jika disajikan pada saat Lebaran. Terompet lebih tinggi nilai gunanya jika dibunyikan pada saat menjelang tahun baru.

BAB 9 MEMPRODUKSI BARANG DAN JASA KELAS DUNIA


BAB 9 MEMPRODUKSI BARANG DAN JASA KELAS DUNIA

Di presentasi kali ini kelempok yang mempresentasikan cukup menguasai materi dan saya bisa memahami bahwa di bab ini membahas tentang. Mendeskripsikan evolusi produksi di Amerika Seriakat, mendefinisikan manjemen operasi, membedakan antara berbagai proses produksi dan mendeskripsikan beberapa teknik produksi, mendeskripsikan isu perencanaan manajemen operasi, serta menjelaskan penggunaan PERT dan bagan gantt unutk mengendalikan proses manufaktur.

Artikel Bab 17: Memahami informasi keuangan dan akuntansi


Artikel Bab 17: Memahami informasi keuangan dan akuntansi

Akuntansi :
Adalah system komprehensif yang mengumpulkan, menganalisa dan menyampaikan informasi keuangan. Ia juga mengukur kinerja bisnis, dan menerjemahkan ukuran tersebut jadi informasi bagi keputusan manajemen.
Pembukuan :
Adalah salah satu tahap akuntansi(mencatat transaksi).
Accounting Information System (AIS) :
Adalah suatu procedure terorganisir untuk mengidentifikasikan, mengukur, mencatat dan menyimpan informasi keuangan agar digunakan dalam laporan akuntansi & manajemen.
Pemimpin AIS adalah seorang kontroler :
Bertugas untuk mengelola seluruh kegiatan akuntansi (Chief Accounting Officer – CAC).
Dalam setiap perusahaan ada 2 akuntansi, yaitu :
  1. Akuntansi keuangan (Financial accounting) :
Yang membuat Income statement dan Balance sheet dan menyajikan informasi keuangan untuk pihak eksternal perusahaan.
  1. Akuntansi Manajerial (MJM) :
Yang membuat laporan untuk melayani pengguna internal perusahaan.
Akuntansi Publik bersertifikasi – CPA (Certified Public Accountant) :
Pekerjaannya ,menawarkan jasa pada masyarakat umum dan berlisensi dari Negara, yang mengadopsi system tsb Dari American Institute CPA.
Jasa CPA adalah :
Audit, Perpajakan dan Manajemen.
Audit adalah :
Penelitian sistematis mengenai akuntansi suatu perusahaan untuk menentukan apakah laporan keuangannya mencerminkan operasinya secara wajar.
Akuntansi si pelanggan harus mengikuti GAAP(Generally Accepted Accounting Principles), yang dirumuskan Financial ACC Standard Board (FASB) dari AICPA.
Jasa penasehat manajemen :
Adalah jasa akuntansi khusus yang membantu para manajer menentukan masalah dalam bidang keuangan, produksi dan bidang lainnya.
Akuntan swasta : (Sebagian besar akuntan manajemen),
Digaji dan bekerja di perusahaan untuk melaksanakan aktifitas keuangan diperusahaan sehari-hari.
CMA (Certified Management Accountant).
Gelar profesi untuk akuntan manajemen.
CPA Vision project adalah program yang mencakup keseluruhan profesi akuntansi yang bertujuan menilai profesi akuntan di masa depan.
Ada 6 kekuatan Global dalam perubahan profesi CPA :
  1. Teknis :
Aktifitas manusia di otomatisasikan.
Cara baru bekerja dan keputusan yang rumit.
  1. Ekonomi ; Globalisasi Pasar modal.
  1. Politik.
  1. Sosial.
  1. Sumber daya manusia (SDM).
  1. Peraturan pemerintah setempat.
Core services dari CPA : (Jasa utama yang diberikan CPA).
  1. Jaminan dan integritas informasi.
  2. Teknologi.
  3. Konsultasi manajemen dan manajemen kinerja.
  4. Perencanaan financial.
  5. Bisnis Internasional.
Core Competensi CPA : (Ketrampilan yang diberikan CPA).
  1. Berfikir strategis & kritis.
  2. Komunikasi dan kepemimpinan.
  3. Fokus pada pelanggan, klien dan pasar.
  4. Menginterpretasikan informasi.
  5. Teknologi.
Aturan-aturan Pembatasan. , Contoh ;
Perusahaan CPA yang merancang Sistem informasi keuangan di suatu perusahaan , dilarang untuk meng audit klien tersebut.
Alat-alat Akuntansi Perdagangan.
Persamaan akuntansi :
ASSET = KEWAJIBAN + EKUITAS.
ASSET / AKTIFA :
Setiap sumber daya ekonomi yang diharap bermanfaat bagi perusahaan atau yang memilikinya.
KEWAJIBAN / LIABILITAS :
Utang yang dimiliki Perusahaan terhadap organisasi atau individu diluar perusahaan tersebut.
EQUITAS / PEMILIK :
Jumlah uang yang akan diterima pemilik bila ia menjual seluruh asset perusahaan & membayar seluruh hutangnya. Terdiri dari :
  1. Jumlah investasi.
  2. Laba usaha yang diinvestasikan kembali.
Sistem Akuntansi Berpasangan (Double Entry Acc. System), yang mencatat pengaruh ganda dari setiap (satu) transaksi.
Laporan Keuangan (terdiri dari 3 jenis laporan) :
Adalah setiap jenis laporan yang merangkum status keuangan perusahaan untuk membantu pembuat keputusan manajerial.
1)      Neraca.
2)      Laporan Rugi Laba.
3)      Laporan Arus Kas.
I. Neraca mencakup :
Laporan keuangan yg memerinci ASSET, KEWAJIBAN DAN EKUITAS pemilik dari sebuah perusahaan.
1. Aktiva Lancar ,terdiri dari
a)      Likuiditas.
Tingkat kemudaha suatu asset untuk dirubah jadi uang tunai.
b)      Piutang dagang.
Jumlah yang harus dibayar pelanggan yang telah membeli barang secara kredit.
c)      Persediaan Barang dagang.
Biaya barang-barang yang diperoleh untuk dijual kepada pelanggan dan yang masihtetap berada ditangan.
d)      Beban dibayar dimuka.
Beban, seperti sewa dibayar dimuka, yang dibayarkan sebelum jatuh tempo pada periode mendatang.
2. Aktiva Tetap.
Asset dengan penggunaan atau nilai dengan jangka panjang, seperti tanah, gedung dan peralatan.
a)      Penyusutan.
Proses penyebaran biaya suatu asset selama masa gunanya.
b)      Aktiva tak berwujud.
Asset non fisik seperti hak paten atau merek dagang, yang memiliki nilai ekonomis dalam bentuk manfaat yang diharapkan. Misal : Goodwill
Goodwill : Jumlah yang dibayarkan suatu bisnis diluar nilai asset – asset lainnya.
c)      Kewajiban :
1.      Kewajiban lancer.
Utang yang harus dibayarkan dalam satu tahun.
2.      Kewajiban jangka panjang.
Utang yang belum jatuh tempo dalam satu tahun.
d)      Ekuitas pemilik :
1.      Saham.
2.      Modal disetor.
3.      Laba ditahan.
II. LAPORAN LABA RUGI (Profit and Loss Statement).
  1. Laporan Rugi laba : Laporan keuangan yang merinci pendapatan dan pengeluaran tahunan suatu perusahaan sehingga bottom linenya memperlihatkan laba atau rugi perusahaan.
PENDAPATAN – BEBAN = LABA (RUGI).
  1. Pendapatan :
Dana yang dialirkan kepada bisnis dari penjualan barang atau jasa.
  1. Harga Pokok penjualan (HPP).
Total biaya untuk mendapatkan bahan-bahan untuk membuat produk yang dijual perusahaan selama setahun.
  1. Laba Kotor .
Pendapatan dari barang yang dijual dikurangi harga pokok penjualan.
  1. Beban operasi.
Biaya-biaya selain harga pokok penjualan yang terjadi selama memproduksi barang atau jasa.
  1. Laba operasi.
Laba kotor dikurangi beban operasi.
  1. Laba bersih.
Laba kotor dikurangi beban operasi dan pendapatan.
III. Laporan Arus Kas (Cash Flow).
Laporan keuangan yang menjabarkan pendapatan dan pembayaran uang kas suatu perusahaan setiap tahunnya.
Terdiri dari :
  1. Arus kas dari Operasi.
  2. Arus kas dari Investasi.
  3. Arus kas dari Pembiayaan.
Anggaran :
Laporan terinci mengenai perkiraan pendapatan dan pengeluaran untuk suatu periode waktu dimasa mendatang.
Standard & Praktek Pelaporan.
Menjelaskan standard dan prinsip utama untuk menyampaikan laporan keuangan.
Pengakuan pendapatan dalam suatu siklus usaha terdiri :
  1. Penjualan telah selesai & produk telah diantar.
  2. Harga jual telah ditagih (A/R).
Proses Penandingan adalah :
Pengakuan Pendapatan disbanding beban untuk menentukan laba bersih di akhir siklus.
Pengungkapan Penuh :
Jika laporan mencakup interpretasi & penjelasan angka tersebut sehingga pihak luar dapat memahami.
Menganalisa Laporan Keuangan.
Menjelaskan cara-cara perhitungan rasio-rasio keuangan utama untuyk membantu menganalisa kekuatan keuangan suatu bisnis.
Ada 3 Klasifikasi :
1. Ratio Solvabilitas jangka panjang/pendek.
Rasio keuangan baik jangka pendek maupun panjang untuk memperkirakan resiko dalam melakukan suatu investasi pada perusahaan.
A. Rasio Solvabilitas jangka pendek.
1.      Rasio likuiditas.
Yang mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk langsung membayar utang-utangnya.
2.      Rasio Lancar.
Yang mengukur kelayakan perusdahaan untuk dapat pinjaman, dengan mengukur kemampuannya membayar kewajiban lancar.
Rasio Lancar = Aktiva Lancar / Kewajiban lancer.
3.      Modal kerja.
Perbedaan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
B. Ratio Solvabilitas Jangka Panjang.
Terdiri dari :
1)      Rasio Utang.
2)      Rasio terhadap ekuitas pemilik.
2.Rasio Profitabilitas.
Yang mengukur potensi keuntungan suatu perusahaan.
Pengembalian atas Ekuitas.
Rasio profitabilitas yang mengukur laba yang diperoleh untuk tiap rupiah yang diinvestasikan.
Pengembalian atas ekuitas = Laba Bersih / Total Ekuitas Pemilik.
Laba Per Saham.
Rasio profitabilitas yang mengukur besarnya deviden yang dapat dibayarkan sebuah perusahaan pada pemegang saham.
Laba per saham = Laba Bersih / Jumlah saham yang dikeluarkan.
3.      Rasio Aktifitas :
Effisiensi dalam penggunaan sumber daya perusahaan berkaitan dengan profitabilitas.
Rasio Perputaran Persediaan.
Yang mengukur rata-rata jumlah persediaan dijual dan diisi kembali selama setahun.
Rasio perputaran = Harga Pokok Penjualan / Rata-rata persediaan.
Rata-rata persediaan = (Persediaan awal tahun + akhir tahun) / 2
AKUNTANSI INTERNASIONAL.
Menjelaskan masalah khusus yang timbul dalam akuntansi internasional.
  1. Nilai Tukar Valuta asing.
  2. Transaksi Internasional (terkait erat nilai tukar).
  3. Standard akuntansi Internasional, agar dapat dibaca & dipahami di semua Negara.